Cerita Ngentot Tetangga Kontrakan
Cerita Ngentot Tetangga – Sekitar 40 hari yang lalu, tepatnya di hari minggu selama jam 5.00 subuh. Aku terbit rumah guna olah raga atau berlari subuh sebagaimana yang kulakukan masing-masing hari minggu subuh. Namun, kali ini lari subuh yang kulakukan paling bermakna, karena aku ditemani oleh seorang tetangga dekat. Sebut saja namanya “Risa”. Cerita Ngentot Tetangga
Dia ialah istri sah orang beda yang telah mempunyai 2 orang anak, namun penampilannya masih lumayan menarik. Kulitnya mulus, putih dan tubuhnya langsing. Ketika aku terbit melewati pintu pagar, secara samar-samar aku menyaksikan sesosok tubuh dengan kaos warna hitam melekat di tubuhnya serta celana separuh panjang tergantung di atas lututnya membuka pintu rumahnya kemudian mengikutiku.
Aku tetap saja jalan agak cepat dan berpura-pura tidak memperhatikannya, tapi ketika aku menginjak sebuah lorong, iapun semakin dekat di belakangku. Aku paling yakin bila Risa sengaja mengejarku guna berlari subuh bersama. “Pak, tunggu Pak” panggilnya dari belakang, namun aku tetap berlari, namun sengaja kukurangi kecepatannya supaya ia dapat lebih dekat denganku. “Pak Roby, tunggu donk Pak, aku capek nih, anda sama-sama aja” teriaknya dengan suara yang tidak terlampau keras.
Setelah kudengar nafasnya terengah-engah sebab jaraknya telah semakin dekat denganku, barangkali sekitar 10 meter di belakangku, aku kemudian berhenti menunggunya, karena kedengarannya ia capek sekali. “Ada apa Bu, mengapa ibu mengejarku?” tanyaku seraya berhenti. “Tidak terdapat apa-apa. Aku melulu mengejar bapak supaya kita dapat lari bersama, biar lebih santai dan kita dapat sambil ngobrol” katanya dengan nafas terputus-putus sebab kecapean.
Setelah Risa sedang di samping kiriku, kami kemudian lari bersama, namun kali ini tidak terlampau kencang, bahkan terkesan lari-lari kecil, yang urgen tubuh kami dapat bergerak-gerak sampai-sampai terkesan berolahraga pagi. “Ngomong-omong, apa ibu pun secara teratur lari subuh masing-masing hari minggu?” tanyaku pada Risa seraya berlari kecil.
“Nggak kok, hanya kebetulan kudengar pintu lokasi tinggal bapak tersingkap dan kulihat bapak terbit berpakaian olah raga, sampai-sampai tiba-tiba aku pun tertarik guna menyegarkan tubuh dan mencium udara subuh” jawabnya. “Kenapa Nggak sekalian terbit sama suami ibu atau anak-anak ibu?” tanyaku lagi seraya tetap berlari.
“Anu Pak, suami saya tersebut baru saja kembali dari jaga malam, maklum kerjaan satpam jarang sekali bermalam di rumah” jawabnya santai. Cerita Ngentot Tetangga
Kebetulan suami Risa tugas malam sebagai satpam pada di antara perusahaan swasta di kota kami. Mendengar perkataan Risa itu, aku jadi terpancing guna bertanya lebih jauh mengenai kehidupan lokasi tinggal tangganya. Apalagi kami sudah tidak jarang bicara humor. Aku paling paham bila Risa orangnya terbuka, lugu dan tidak banyak genit. Aku merasa berkesempatan besar guna bertanya lebih tidak sedikit padanya soal hubungannya dengan suaminya.
“Maaf Bu, bila aku terlampau jauh bertanya. Jadi kedua anak ibu tersebut dicetak pada siang hari seluruh donk, karena suami ibu jarang berada di lokasi tinggal pada malam hari,” kata saya pada Risa, tetapi ia tetap tidak tersinggung, bahkan nampaknya ia tetap bersikap biasa-biasa saja. Cerita Ngentot Tetangga
“Bukan pada siang hari Pak, namun pada subuh dan pagi hari, sebab seringkali suami saya kembali pada subuh hari dan langsung saja memungut jatah malamnya, lagipula dalam suasana ia haus,” katanya santai. Setelah capek, kami beristirahat sejenak di atas jembatan seraya bersandar di pagar besi jembatan. Kebetulan di atas jembatan itu, tidak sedikit orang sedang ngobrol dan membicarakan masalahnya masing-masing.
“Bu Risa, bila begitu waktu kamu berhubungan dengan suami kamu selalu singkat dan dilaksanakan secara terburu-buru, karena anak-anak kamu sudah mulai bangun, lagi pula suami kamu sangat ngantuk” pancingku padanya. “Yah begutulah kelaziman kami, lalu inginkan apa lagi andai memang waktunya yang sangat tepat melulu saat itu. Sebab di siang hari, anak-anak kami pada berkeliaran dalam lokasi tinggal dan tamu-tamupun yang datang mesti disambut” katanya serius, namun tetap santai.
“Kalau begitu kamu tidak pernah merasakan hubungan suami istri yang sebetulnya sebagaimana layaknya suami istri” pancingku lagi. “Kok mengapa tidak, kami merasa sama-sama menikmatinya. Buktinya kami punya dua orang anak” katanya serius sekali seraya memandangiku. Tanpa berhenti bicara, kami lalu berlangsung lagi memutar ke jalan mengarah ke rumah kami kembali.
Aku jajaki memikirkan apa lagi yang bisa kutanyakan pada Risa tentang hubungannya dengan suaminya. Cerita Ngentot Tetangga
Ini peluang emas bagiku untuk memahami lebih dalam lagi mengenai kehidupannya di atas ranjang bareng suami, karena aku berniat menciptakan ia penasaran supaya merasa memerlukan sex lebih dari yang diperoleh dari suamianya. Aku sebenarnya hendak merangsang dia supaya mau melakukan bareng denganku.
“Bu Risa, sex tersebut sebenarnya melebihi dari apa yang kamu lakukan bareng suami anda. Cerita Ngentot Tetangga
Suami-Istri mesti merasakan kepuasan berkali-kali paling tidak selama 3 jam tanpa sedikitpun rasa tergesa-gesa dan takut. Menerapkan berbagaimacam gaya dan posisi. Anda pasti tidak sempat merasakan semua tersebut khan?” jelas saya pada Risa panjang lebar. Cerita Ngentot Tetangga
“Oh yah, namun bagaimana metodenya jika suamiku tidak memungkinkan melakukan urusan tersebut atau tidak inginkan melakukannya?” tanyanya serius. Nafas Risa paling keras terdengar ketika ia berlalu menanyakan urusan itu, bahkan sempat memandangiku dengan sarat harap dan bergairah. Cerita Ngentot Tetangga
“Sekiranya terdapat orang beda yang mau memberikan kenikmatan tersebut pada Ibu Risa, apa ibu tidak keberatan menerimanya?” tanyaku lebih berani. “Orang beda siapa misalnya?” tanyanya seraya berhenti. “Sa.. Sa.. Saya misalnya. Maaf ini melulu sekedar contoh Bu” jelasku sedikit cemas kalau-kalau ia tersinggung dan memarahiku. “Be.. Betulkah perkataan bapak itu? Mana bapak inginkan sama saya” ucapannya.
“Boleh saja terjadi andai memang urusan tersebut sama-sama dibutuhkan, lagipula terhadap perempuan cantik lagi muda laksana ibu Risa ini” ucapku seraya tersenyum memandangi wajah ibu Risa yang bertubuh langsing itu. “Ha.. Ha.. Ha, dapat aja bapak ini. Gombal ni yee” katanya terbahak. “Betul Bu. Aku serius. Aku tidak main-main nih..” kataku tegas.
Mendengar ketegasanku itu, Ibu Risa tersentak kaget dan tiba-tiba meraih tanganku kemudian mengajakku berhenti di pinggir jalan. Cerita Ngentot Tetangga
Sambil kami berhadap-hadapan dengan jarak selama 2 jengkal. Risa kemudian berkata: “Bila perkataan bapak tersebut benar dan serius, akupun serius dan bersedia. Tapi bagaimana metodenya Pak supaya perbuatan anda lebih aman?” tanyanya. “Suamimu seringkali bangunnya jam berapa?” tanyaku lebih mengarah lagi.
“Biasanya jam 11.00 atau 12.00 siang” jawabnya serikus sekali. “Kebetulan sekali istri dan anak-anakku inginkan pulang dusun membesuk keluarga. Mungkin jam 5.00 senja baru balik. Bagaimana bila ibu bilang sama anaka-anaknya bahwa ibu inginkan ke pasar, kemudian ibu masuk ke rumahku?” tawaranku lebih lanjut. “Oke, tunggu saja Pak.
Sebentar aku bakal masuk dari pintu belakang lokasi tinggal bapak biar tidak terdapat yang melihatku” katanya berbisik. Cerita Ngentot Tetangga
Setelah kami sepakat, kami kemudian berpisah dan lewat jalan yang berbeda supaya tetangga tidak curiga pada kami, lagipula sudah jam 6.30 menit. Hanya selama 5 menit sesudah aku masuk ke rumah, pintu belakang lokasi tinggal kelihatan tersingkap dengan pelan. Ternyata Ibu Risa menepati janjinya.
Ia masuk dengan pelan tanpa mengubah pakaian yang dipakainya tadi. Hanya saja bau tubuhya terasa lebih harum menyengat di hidungku. “Bu, adakah yang menyaksikan ibu ke sini?” tanyaku sesudah aku memblokir dan mengunci pintu depan dan belakang. “Tidak terdapat Pak. Suamiku masih tertidur lelap dan anak-anakku lagi main di luar dengan teman-temannya. Cerita Ngentot Tetangga
Aku mengunci pintu dari luar” katanya seraya jalan mengarah ke tempat tidurku. Setelah kami duduk bersebelahan di pinggir lokasi tidur, kami sempat bertatapan muka tanpa sepata katapun sejenak. Cerita Ngentot Tetangga
Namun, sebab kami telah saling penasaran dan saling terbakar nafsu, maka kami kemudian segera berbalik arah sampai-sampai kami saling berhadap-hadapan dengan jarak yang dekat sekali. photomemek.com Karena dekatnya, maka nafas Risa terasa menyapu hidungku yang menciptakan aku tidak banyak gemetar. “Ayo Bu anda mulai permainannya” pintaku seraya kuulurkan kedua tanganku guna meraih kedua tangannya. “Terserah bapaklah.
Aku turuti saja keinginan bapak” katanya seraya menatap wajahku. Mula-mula aku menyentuh kedua tangannya, kemudian naik ke lengan, bahu, leher, pipi dan telinganya hingga mengelus-elus rambut dan dagunya. Risa melulu diam menerima perlakuanku. Namun sesudah kedua tanganku merangkul punggungnya dan menghirup pipi dan bibirnya, iapun mulai bergerak membalasnya, sampai-sampai kami saling berpagutan dan mengisap.
“Boleh saya masukkan tanganku Bu?” tanyaku seraya menyelusupkan kedua tanganku masuk di balik kaos yang dipakainya dan secara perlahan menjebol masuk di balik BH tipis yang dikenakannya, Risa melulu mengangguk seraya merangkulku dengan keras dan merapatkan tubhnya di tubhku, sampai-sampai terasa hangatnya di dadaku.
“Boleh kubuka pakaiannya Bu?” tanyaku lagi sesudah puas memainkan kedua payudaranya dari dalam pakaiannya. Cerita Ngentot Tetangga
Ia lagi-lagi melulu mengangguk dan melonggarkan rangkulannya guna mempermudah aku melucuti pakaiannya. Setelah kaos dan BH yang dikenakannya semuanya terlepas dari tubuhnya, aku sejenak mencungkil rangkulan dan pagutan untuk menyimak indahnya format tubuhnya yang telanjang, khususnya kedua payudaranya yang tergantung di dadanya. Aku sempat terperangah saat menyaksikan kedua payudaranya yang paling putih dan mulus, bahkan ukurannya lumayan sederhana dan masih keras laksana belum pernah terjamah saja.
Maklum kedua anaknya tidak pernah menetekinya, sebab dua-duanya sejak bermunculan memang dilazimi meminum air susu kaleng dengan botol. Setelah puas memandanginya, aku segera meraih kedua bukit kembarnya dan menyerangnya secara bergantian dengan mulutku. Kuhisap putingnya berkali-kali supaya ia cepat terangsang. Risa melulu bergelinjang dan berdesis. Cerita Ngentot Tetangga
“Aduh, cepat buka Pak, aku telah tidak tahan nih. Cerita Ngentot Tetangga
Ayo Pak” pintanya berkali-kali, tetapi aku sengaja tidak peduli ucapannya. Bahkan aku semakin mempercepat isapanku pada teteknya, lehernya, pusarnya dan semua tubuh telanjangnya. “Ayo donk Pak, buka cepat pakaiannya, aku telah tak tahan” pintanya lagi. Kali ini kubuka bajuku kemudian celana panjang yang kupakai berlari tadi. Setelah tersisa melulu celana kolorku saja, aku kemudian menurunkan celana separuh panjang yang dikenakannya, sampai-sampai kami sama-sama separuh bugil.
Kami saling berdekapan dan bergulingan di atas kasur seraya saling meraba semua tubuh. Setelah tersebut aku mengangkanginya, kemudian menelanjanginya sesudah menelanjangi diriku. Kini kami telah sama-sama bugil tanpa sehelain benangpun menutupi tubuh kami. “Pak, mari dong Pak.
Masukkan cepat, aku sudah hendak sekali menikmatinya biar cepat selesai” bisiknya sambil unik tubuhku lebih dekat ke arah kemaluannya. Aku patuhi permintaannya. Aku dengan gampang membuka kedua pahanya, sampai-sampai nampak jelas kelentitnya yang mungil berwarna merah jambu muda. Terasa tidak banyak basah oleh cairan pelicin yang terbit dari sela-sela vaginanya.
Bulu-bulu yang tumbuh di sekitarnya lumayan tipis dan apik seolah terawat dengan baik. “Tahan donk sayang, waktu anda tetap panjang. Lagi pula kan aku bakal tunjukkan seluruh permainanku yang belum pernah ibu rasakan” pintaku seraya meraba-raba dan sesekali menusuk-nusuk dengan telunjuk pada lubang yang tidak banyak menganga salah satu kedua pahanya itu.
“Boleh kucium dan kujilat inimu Bu?” tanyaku seraya mendekatkan kepalaku ke selangkangannya.
“Terserah dech, tapi tidak boleh lama-lama, karena aku semakin tak tahan lagi” katanya pasrah. Risa bergelinjang kuat.
Pantatnya terangkat-angkat saat aku menusuk-nusukkan lidahku ke lubang kemaluannya, lagipula saat aku menggigit-gigit kecil kelentitnya yang agak keras dan kenyal itu. Cerita Ngentot Tetangga
Ia semakin berdesis dan separuh berteriak dampak perlauanku yang menyenangkan itu. Ia paling menikmatinya, bahkan mengurangi kepalaku lebih dalam lagi. “Boleh kumasukkan kini Bu?” tanyaku walau aku yakin ia paling mendambakannya dari tadi.
Secara berlahan namun pasti, ujung kontolku mulai menyentuh kelentitnya kemudian bergeser menggali lubangnya. Setelah ketemu, tidak banyak demi tidak banyak mulai menyelusup masuk. Bahkan saat masuk separoh, aku berniat berlama-lama disiti, namun dasar perempuan yang sudah paling penasaran, maka ia segera unik punggungku dan mengusung tinggi-tinggi pantatnya, sampai-sampai kontolku amblas seluruhnya tanpa dapat lagi kukendalikan.
“Aahhkkhh.. Uukk.. Hhmm.. Eeanaakk.. Sesekaali. Teerus Pak, ayoo.. Cerita Ngentot Tetangga
Gocokk.. Llrr.. Hh.. Aauuhh” itulah suara yang sempat dikeluarkan dari mulut Risa saat gocokan kontolku semakin keras dan cepat. Ia laksana orang kehausan yang mengejar air minum. Diteguknya keras-keras dan napasnya seolah terputus sejenak menyangga rasa kesenangan yang kuberikan. Cerita Ngentot Tetangga
Tanpa bicara lagi, Risa langsung memutar tubuhnya, sampai-sampai ia sedang di atas mengangkangiku. Ia laksana orang naik kuda. Bunyi pantatnya paling keras beradu dengan perutku, sebab ia duduk di atasku seraya membelakangi wajahku. “Akkhh.. Uuhh.. Uuhh.. Aakkhh..” Suara itulah yang sempat terbit dari mulutku saat kurasakan nikmatnya vagina Risa yang mengapit kemaluanku. Ia seolah tak kenal lelah dan enggan berhenti melompat di atasku.
“Akkhh.. Buu.. Buu..’ berhenti dulu donk. Kita tidur dulu. javcici.com Aku kecapean nih” teriakku saat kurasakan terdapat cairan hangat yang mulai inginkan menyelusup terbit di ujung perutku. Tapi Risa tetap saja bergerak dan bergoyang pinggul di atasku tanpa peduli ucapanku. Cerita Ngentot Tetangga
Karena ia enggan berhenti, aku segera bangkit dan berlutut sampai-sampai ia secara otomatis nungging di depanku. Aku langsung hantam dari belakang dan menggocok keras serta cepat sampai terasa cairan hangatku telah berada di ujung penisku. Aku telah tidak peduli di mana inginkan tumpah, apa di luar atau di dalam kemaluan Risa. Yang urgen puas.
“Pak, cepat donk, terus gocok dengan keras, ayohh.. Uuhh.. Aahh.. Uummhh.. Auhh” kata Risa terputus-putus.
Sedetik kemudian, Risa berteriak tidak banyak keras: “Aiihh.. Aakuu.. Kkeeluuaarr.. Paa” dan saat tersebut pula aku tak dapat mengendalikan diri, sampai-sampai cairan hangatkupun tumpah ke dalam rahim Risa. Apa inginkan dikata, nasi telah jadi bubur. Kami saling memberi kesenangan yang luar biasa. Cerita Ngentot Tetangga
Pertemuan kemaluan kami terasa paling rapat dan seolah melekat, sampai-sampai terasa gemetar semua tubuh kami. Risa langsung telungkup dan merapatkan perutnya ke kasur, sedangkan aku tetap menindihnya. Setelah nyaris 2 menit kami tidak bergerak, kesudahannya kami saling telentang puas. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,